Oke, jujur aja—gue nggak pernah nyangka kalau makan tanah dan kapur bisa jadi tren beneran. Tapi, nyatanya itu terjadi. Kalau lo belum pernah denger, fenomena ini disebut geophagy, dan buat sebagian orang, makan tanah atau kapur dianggap normal, bahkan ada yang bilang baik buat kesehatan. Tapi setelah gue coba gali lebih dalam (pun intended 😄), ternyata ada banyak bahaya yang ngikutin tren aneh ini.
Gue pertama kali tau soal ini dari sebuah video yang nongol di feed medsos gue. Ada seseorang yang dengan santainya ngemilin kapur seperti lo makan keripik. Sekilas gue kira itu hanya prank atau video hiburan. Tapi setelah baca komentar, ternyata ada banyak orang yang beneran melakukan ini. Ada yang bilang kalau mereka “ngidam” tanah atau kapur, dan itu bener-bener bikin gue mikir, “Apakah gue yang aneh, atau ini memang berbahaya?”
Nah, ternyata setelah gue research, mengonsumsi tanah atau kapur, khususnya secara rutin, punya efek yang sangat negatif. Pertama, lo bisa kena infeksi parasit. Tanah itu, walaupun kelihatannya ‘alami’, sering mengandung bakteri, virus, atau telur cacing. Parasit yang biasa hidup di tanah bisa masuk ke tubuh lo dan menyebabkan berbagai penyakit pencernaan yang serius. Lo mungkin nggak langsung ngerasa, tapi infeksi ini bisa lama-lama bikin tubuh lo lemah dan sakit-sakitan.
Satu lagi hal yang bikin gue merinding adalah fakta bahwa kapur, yang sering kali terbuat dari kalsium karbonat, sebenarnya bukan sesuatu yang tubuh kita butuhin. Lo bisa berisiko keracunan logam berat. Tanah atau kapur yang lo konsumsi mungkin mengandung zat-zat beracun seperti timbal atau merkuri. Dan gue nggak main-main—logam berat ini bisa merusak organ tubuh lo, mulai dari ginjal, hati, sampai otak. Gue pernah baca satu kasus di mana seseorang yang sering makan tanah akhirnya mengalami gangguan saraf. Serem, kan?
Di sisi lain, ada yang bilang geophagy ini dilakukan buat mengatasi kekurangan mineral. Gue ngerti kalau tubuh kita kadang bisa “meminta” sesuatu kalau kekurangan nutrisi. Tapi percaya deh, lo nggak perlu makan tanah buat dapetin mineral kayak kalsium atau zat besi. Lo bisa dapet dari sumber makanan yang jauh lebih aman, kayak sayuran hijau, kacang-kacangan, atau suplemen yang udah dirancang buat kebutuhan tubuh. Kalau lo ngerasa ngidam sesuatu yang aneh kayak tanah, mungkin itu tanda lo perlu cek sama dokter. Bisa jadi tubuh lo kekurangan sesuatu, tapi jalan keluarnya bukan makan tanah, bro!
Satu lagi yang bikin gue heran, beberapa orang ngelakuin ini buat “detoks alami”. Mereka percaya kalau makan tanah atau kapur bisa menyerap racun dari tubuh. Sayangnya, itu nggak terbukti secara ilmiah. Yang ada, tanah dan kapur malah bisa menyerap nutrisi penting dari tubuh lo, kayak zat besi. Jadi, bukannya lo jadi sehat, lo malah bisa kena anemia atau masalah kesehatan lain karena kekurangan gizi.
Sejujurnya, gue sendiri nggak pernah nyoba makan tanah atau kapur (dan semoga nggak pernah, ya). Tapi setelah baca banyak cerita dari orang yang ngalamin efek buruknya, gue yakin ini bukan tren yang harus kita ikut-ikutan. Kadang kita terlalu cepat ngikutin tren aneh tanpa mikirin akibat jangka panjangnya.
Jadi, tips gue? Kalau lo merasa punya keinginan aneh buat makan benda-benda non-makanan seperti tanah atau kapur, coba segera konsultasi ke dokter. Bisa jadi itu gejala dari masalah kesehatan yang lebih serius, kayak Pica, gangguan makan di mana lo punya dorongan buat makan hal-hal yang nggak lazim. Jangan sampe gara-gara ngikutin tren, lo malah kena masalah kesehatan yang susah diatasi.
Intinya, jangan tertipu sama tren yang kelihatannya “alami” atau “unik”. Tubuh kita butuh makanan yang bener, bukan sesuatu yang bisa bikin kita sakit di kemudian hari.